Beranda | Artikel
Kasih Sayang Manhaj Salaf (1)
Senin, 26 April 2010

KATA PENGANTAR

Oleh : Al Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifulloh

إن الحمد لله ، نحمده ونستعينه  ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا .

من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً  عبده ورسوله.

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}(آل عمران:102)

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً}(النساء:1)

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً} (الأحزاب:70-71) .

وبعد

Segala puji bagi Allah pemilik nama Ar-Rahman Ar-Rahim, Dialah yang memiliki rahmat yang luas meliputi semua makhluknya :

] وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ [

Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu “ ( QS. Al-A’raf : 156).

Di antara rahmat Allah terhadap manusia bahwa Dia telah menyempurnakan Islam dan menjadikannya sebagai satu-satunya agama yang diridhaiNya sebagaimana dalam firmanNya :

] الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا[

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian “ (QS. Al-Maidah : 3 ).

Adalah umat ini dalam keadaan dirahmati oleh Allah pada generasi awalnya, Allah jaga mereka dari berbagai macam hawa nafsu dan penyelewengan, mereka selalu istiqomah dalam ketaatan kepada Allah dan RasulNya, mereka adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak dikenal diri mereka kecuali ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kepada Kitab yang diturunkan oleh Allah kepadanya.

Demikian juga jejak mereka diikuti oleh generasi penerus mereka dari para tabi’in dan para imam yang berada di atas petunjuk – semoga Allah meridhai mereka semuanya -.

Kemudian datanglah sesudah mereka generasi-generasi belakangan yang tidak merasa cukup dengan syari’at Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka gunakan akal mereka untuk mengada-adakan perkara-perkara baru di dalam agama, seakan-akan mereka mengatakan bahwa agama Islam ini masih belum sempurna hingga perlu dilengkapi, dan seakan-akan mereka katakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah berkhianat kepada Allah sehingga belum lengkap di dalam menyampaikan risalah Allah kepada umatnya !!.

Akan tetapi Allah dengan rahmatNya telah menjadikan di setiap zaman sebuah kelompok yang tetap berjalan di atas agama yang haq, agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang ditempuh oleh para sahabatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لن تزال طائفة من أمتي   منصورين  لا يضرهم من خذلهم حتى تقوم الساعة

Tidak henti-hentinya sekelompok dari umatku yang mendapat pertolongan ( dari Alloh ) tidak ada yang bisa membahayakan mereka siapapun yang menelantarkan mereka hingga tegaknya kiamat “ ( Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 5/34, Tirmidzi dalam Sunannya 4/485 , dan Ibnu Majah dalam Sunannya 1/5 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Ibnu Majah ).

Ath-Thoifah Al-Manshuroh ini adalah Ahli Sunnah wal Jama’ah sebagaimana dinashkan oleh para imam seperti Al-Imam Bukhari , Al-Imam Ahmad bin Hanbal, dan Qadhi ‘Iyadh (  Lihat Syarah Nawawi atas Muslim 13/66-67 dan Fathul Bari 1/164 ).

Ahli Sunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yang disepakati oleh As-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik

Di antara karakteristik Ahli Sunnah wal Jam’ah bahwa mereka selalu melaksanakan perintah yang tegas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar selalu berpegang teguh kepada Sunnahnya dan agar selalu menjauhi segala kebid’ahan yang datang sesudahnya sebagaimana dalam hadits ‘Irbadh bin Sariyah :

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة

Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sepeninggalku, dan awaslah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara yang yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan “ ( Hadits Shahih Riwayat Ahmad dan Ashabus Sunan ).

Di antara keraktersitik Ahli Sunnah bahwa mereka menebar kasih sayang kepada manusia sebagaimana Alloh jadikan Rasulullah e sebagaimana rahmat bagi semesta alam :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiyaa’ : 107)

Maka Ahli Sunnah adalah orang-orang yang paling mengetahui al-haq lagi paling penyayang terhadap manusia. Dakwah Ahli Sunnah wal Jama’ah adalah dakwah yang penuh kasih sayang terhadap manusia, dan bukanlah dakwah yang ekstrim dan menyeramkan.

Banyak sekali bentuk-bentuk kasih sayang Ahli Sunnah wal Jama’ah didalam Dakwahnya kepada manusia sebagaimana dijelaskan oleh Saudara kami yang mulia Al-Ustadz Muhammad bin Badr Al Umari – Hafizhohullah – yang telah memaparkan hal tersebut dengan bagus dan rinci di dalam risalahnya yang berjudul Kasih Sayang Manhaj Salaf.

Maka kami dapati risalah ini penting sekali dibaca oleh setiap muslim yang ingin menempuh jalan yang haq yang diridhai oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga risalah tersebut bisa memberikan manfaat khususnya kepada penulisnya, pembacanya dan kepada kaum muslimin semuanya. Amin.

و صلى الله عليه وسلم تسليما كثيرا و آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين .

(Kediri, 26 Dzul Qa’dah 1430 H,13 Nopember 2009 M)

MUQODDIMAH

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

Segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan, serta memohon ampunan kepada-Nya. Dan kita berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kita, kejelekan perbuatan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Nya, maka tidak ada yang sanggup menyesatkannya. Namun barangsiapa yang disesatkan oleh Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Dia. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus rasul-Nya. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imron : 102)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An Nisaa’ : 1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab : 70-71)

Tulisan ini merupakan penjelasan seputar pokok dan ciri dakwah salafiyyah ahlus sunnah wal jama’ah yang pada akhir-akhir ini dicela dan dihujat, baik karena tuduhan dusta dari orang-orang yang dengki terhadap dakwah yang diberkahi ini, maupun karena sikap sebagian person yang menyimpang dari pokok dan ciri dakwah ini. Sehingga banyak orang menghukumi dakwah salafiyyah secara tidak benar, yaitu menghukumi menurut perbuatan sebagian personnya.

Maka di sini perlu kami jelaskan kepada semua pihak, bahwa dakwah salafiyyah merupakan dakwah yang penuh kasih sayang, sangat jauh dari yang dituduhkan oleh sebagian kalangan bahwa dakwah ini ekstrim, sesat, merasa paling benar sendiri, dan sebagainya. Dan tulisan ini kami tujukan kepada tiga pihak :

Pertama, kepada orang-orang yang membenci salafiyyun,  kami  haturkan kepada kalian,  bagaimanapun kalian membenci kami -dimana kami hanyalah sebatas orang-orang yang bersemangat meniti jejak salaf-, yang kami harapkan dari kalian hanyalah agar kalian mau bersemangat meniti jejak salaf yang sholih. Silakan membenci kami, silakan mencela person kami, tapi jangan jadikan kebencian tersebut sebagai pendorong untuk menolak manhaj salaf, karena manhaj salaf adalah kebenaran. Amalkanlah pokok dan ciri manhaj salaf dengan sebenar-benarnya, niscaya persatuan haqiqi akan terwujud.

Kedua, kepada orang-orang yang mengaku bersemangat meniti manhaj salaf, marilah kita memperbaiki kualitas dalam mengamalkan pokok dan ciri manhaj salaf tersebut. Agar keindahan manhaj salaf ini semakin menyeruak, membuktikan kepada dunia bahwa manhaj salaf adalah manhaj yang penuh kasih.

Ketiga, kepada manusia secara umum, inilah manhaj salaf yang penuh kasih, yang menghantarkan kepada ajaran islam yang murni, serta keselamatan di dunia dan akherat.

Semoga usaha yang sedikit ini dinilai dengan pahala yang melimpah disisi-Nya, pada hari yang tiada bermanfaat harta dan anak keturunan, kecuali bagi orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat dari noda-noda dosa.

يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ. إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy Syu’araa’ : 88-89)

Tak lupa kami ucapkan jazakumuLLOH khoiro kepada Ustadzuna Al Fadhil Al Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifulloh –hafizhohuLloh-, yang berkenan mengoreksi tulisan ini serta memberikan pengantar yang begitu berharga. Semoga Allah membalas beliau dengan karunia yang banyak, serta semoga Dia mencurahkan barokah ilmu beliau kepada kami, serta kaum muslimin semuanya. Amin…

18 Rabi’ Tsani 1430 H/14 April 2009

Hamba yang senantiasa mengaharap ampunan-Nya,

Muhammad bin Badr al ‘Umari

Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya,

para gurunya, serta kaum muslimin semuanya.


MANHAJ SALAF

Manhaj merupakan sebuah jalan atau metode dalam beragama. Dimana setiap kelompok yang terpecah dari umat Islam ini pasti memilki manhaj/metode, yang mereka jadikan sebagai patokan dalam menjalani kehidupan.

Sudah menjadi sunnatulloh, umat Islam terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, sebagaimana pula Yahudi dan Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh golongan lebih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

((افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة. فواحدة في الجنة. وسبعون في النار, وافترقت النصارى على ثنتين وسبعين فرقة. فإحدى وسبعون في النار، وواحدة في الجنة. والذي نفس محمد بيده! لتفترقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة. واحدة في الجنة و ثنتان سبعون في النار)).
قيل: يا رسول الله! من هم؟ قال ((الجماعة)).

“Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan 70 lainnya ke neraka. Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, 71 golongan ke neraka, hanya satu yang masuk surga. Dan demi Dzat Yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, satu golongan akan masuk surga dan 72 lainnya ke neraka.”

Rasulullah ditanya : “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab : “Al Jama’ah.” (HR. Ibnu Majah no. 3992, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah no.63, Al Lalika’i dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jama’ah no.149, Al Ashbahani dalam Al Hujjah (19-20). Dinyatakan hasan oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Bashoir Dzawisy Syarof hal. 92-93)

Umat Islam terpecah menjadi 73 golongan. Setiap golongan saling membanggakan manhaj yang ada pada dirinya masing-masing,

كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan  apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar Ruum : 32)

Akan tetapi mereka semua bangga di atas kesesatan, segala macam kebanggaan itu akan hilang dan lenyap, karena ujung kebanggaan mereka akan berakhir kepada neraka. Kecuali satu golongan, yang berada di atas jalan terang benderang. Mereka bangga memegang teguh kebenaran tersebut, kebenaran manhaj/jalan ahlus sunnah wal jama’ah. Sebagaimana sabda Rasulullah tatkala ditanya siapa golongan yang akan masuk surga tersebut, Beliau menjawab : “Al Jama’ah.”, dan dalam riwayat lain Beliau menjelaskan siapa itu ahlus sunnah wal jama’ah dengan sabdanya :

ما أنا عليه وأصحابي

“(Yaitu) golongan yang menempuh jalanku dan jalan para sahabatku.” (HR. At Tirmidzi 2641, Al Hakim 1/128-129, Ibnu Wadh-dhoh dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘Anha 15-16, Al Ajurri dalam Asy Syari’ah 16. Dihasankan oleh Syaikh Salim Al Hilali dalam Al Bashoir hal. 74-75)

Ya, ahlus sunnah wal jama’ah ialah golongan yang berpegang teguh dengan manhaj Rasulullah dan para sahabat Beliau. Perlu diketahui, seluruh golongan sesat yang ada, mereka mengatakan bahwa manhaj mereka berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah. Akan tetapi mereka menyetir dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah sesuai hawa nafsu dan kepentingan kelompok.

Adapun Ahlus sunnah wal jama’ah, dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, mereka merujuk kepada pemahaman para sahabat, sebagaimana sabda Rasul di atas : “(Yaitu) golongan yang menempuh jalanku dan jalan para sahabatku.”

Itulah manhaj salaf, manhaj ahlus sunnah wal jama’ah, yang merupakan manhaj para sahabat, para salafush sholih (para pendahulu yang sholih). Barangsiapa memegang teguh manhaj tersebut, niscaya ia akan berjumpa dengan Rabbnya dalam keadaan ridho, Allah ridho kepadanya dan ia ridho kepada Allah.

وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah : 100)

-bersambung insya Allah-

Penulis: Ustadz Muhammad bin Badr al Umari

Kata Pengantar: Ustadz Arif Fathul Ulum (Pengasuh Majalah Al Furqon Gresik)

Artikel www.muslim.or.id


🔍 Keutamaan Mempelajari Al Quran, Lebih Banyak Mudharat Daripada Manfaat, Mari Belajar Bahasa Arab, Pengertian Ghibah Dalam Islam


Artikel asli: https://muslim.or.id/2889-kasih-sayang-manhaj-salaf-1.html